Minggu, 22 Juni 2014

Supply Chain Managemet (SCM)



Rantai pasokan (supply chain) perusahaan adalah jaringan organisasi dan proses bisnis untuk mendapatkan bahan mentah, mengubah bahan mentah ini menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, dan mendistribusikan barang jadi kepada pelanggan, Rantai pasokan menghubungkan pemasok, pabrik, pusat distribusi, toko eceran, dan pelanggan untuk menyediakan barang dan jasa sari sumber melalui komsumsi, seperti gambar 1. Bahan baku, informasi, dan pembayaran mengalir melalui rantai pasokan ke dua arah.




Gambar 1. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan

Supply Chain Management ( Manajemen Rantai Pasokan)  adalah program komputer yang digunakan untuk mengoptimisasi pengadaan bahan baku dan produksi dengan mengintegrasi sistem informasi logistik perusahaan dengan sistem informasi milik pemasok dan distributor.  Integrasi data dalam suatu perusahaan manufaktur, integrasi data ini dimulai sejak proses perencanaan produksi, proses penentuan kebutuhan pangan, sampai pada produksi, penjualan, dan penagihan.
Area klasifikasi SCM
Apabila mengacu pada perusahaan manufaktur, Kegiatan2 utama yang masuk dalam klasifikasi SCM, adalah:
  1. Kegiatan Merancang produk baru (product development)
  2. Kegiatan Mendapatkan bahan baku (Procurement)
  3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control)
  4. Kegiatan melakukan produksi (Production)
  5. Kegiatan melakukan pengiriman/ distribusi (Distribution)
Gambar 2. Hubungan antara aplikasi SCM dengan CRM

 Keuntungan – keuntungan dari supply chain:
  1. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara:
  • Inventory merupakan bagian terbesar dari perusahaan (30 % - 40 %)
  • Biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost berkisar (20% - 40%) dari nilai barang yang disimpan.
  • Dikembangkan cara untuk menekan penimbunan barang di dalam gudang agar biaya dapat ditekan menjadi sedikit mungkin.
  1. Menjamin kelancaran penyediaan barang
  • Kelancaran barang yang perlu dijamin dari : pabrik asal , supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai kepada final customers.
3. Menjamin mutu
  • Mutu barang jadi (tidak hanya proses produksi, tetapi mutu bahan mentah dan mutu keamanan dalam pengirimannya.


Tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola supply chain:
  1. Kompleksitas struktur supply chain
-          Melibatkan banyak pihak di dalam maupun diluar perusahaan
-          Melibatkan kepentingan yang berbeda-beda.
-          Perbedaan bahasa, zone waktu, dan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
2. Ketidakpastian
*  Ketidakpastian permintaan. Mis: ketidakpastian pesanan ini pada distributor. Bullwhip effect: Ketidakpastian (variasi) permintaan dari hilir ke hulu pada suatu supply chain.
*   Berasal dari arah supplier, Mis: Ketidakpastian lead time pengiriman, harga bahan baku atau komponen, ketidakpastian kualitas, serta kuantitas material yang dikirim.
*   Internal yang bisa diakibatkan oleh: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian waktu maupun kualitas produksi.

Dalam bidang logistik, aliran barang secara linier, dalam SCM seolah-olah ada mata di atas yang mengatur dan mengawasi jaringan aliran barang yang tidak lagi harus lurus atau linier. Dengan internet pihak2 pada supply chain bisa membagi informasi, serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat.

Ada banyak model aplikasi internet dalam konteks SCM, diantaranya yaitu:
  1. Electronic Procurement (e-Procurement)
  2. Electronic Fulfillment (e-Fulfillment)
 Electronic Procurement (e-Procurement)
(e-Procurement) diklasifikasikan menjadi 2 kelompok utama:
1.     Yang mendukung hubungan jangka pendek (Transactional)
cth: electronic auction (e-Auction): aplikasi untuk mendukung lelang yang dilakukan secara elektronik.
2. Yang mendukung hubungan jangka panjang (Partnership)
Pada model ini  supplier dan perusahaan pembeli bisa membagi informasi kapasitas dan rencana produksi, informasi tentang  persediaan, dll.
Cth: Volkswagen, General Motors, Unilever, P & G, dalam proses pengadaan bahan baku dlm kelompok (MRO) – Maintenance,repaire & operation

Electronic Fulfillment (e- Fulfillment)
Berbeda dengan (e-Procurement) berada pada sisi hulu, proses fulfilment lebih pada proses bagian akhir supply chain. Beberapa kegiatannya antara lain:
  1. Menerima order dari pelanggan.
  2. Mengelola transaksi
  3. Manajemen gudang
  4. Manajemen transportasi
  5. Komunikasi dengan pelanggan
Cth: Perusahaan Dell computer, Amazon

Referensi:
  1. I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya, 2005.
  2. John Ward and Joe Peppard, Strategic Planning for Information System., John Wiley & Sons, LTD. 2002.
  3. Kennet C. Laudon,  Management Information System, Pearson Education, 2007.
  4. Richardus Eko Indrajit, dkk. Konsep Manajemen Supply Chain. Gramedia, Jakarta. 2002.
  5. Turban, dkk. Information Technology for Management – Transforming Organizations in the Digital Economy. John Wiley & Sons, LTD. 2007
  6. Winarno, Wing Wahyu. Sistem Informasi Manajemen,  UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2006.

1 komentar:

  1. Hey! I read your article. I found it very informative and impressive. Thank you, for sharing.I was in a search of something like this. It was quite helpful for me. Keep going. Nice work done.
    Supply chain management services

    BalasHapus